Berikut ini informasi mengenai kandungan gas air mata atau lakrimator. Dikutip dari , gas air mata merupakan salah satu dari sekelompok zat yang mengiritasi selaput lendir mata. Gas air mata dapat menyebabkan sensasi menyengat pada mata, mengiritasi saluran pernapasan, hingga menyebabkan batuk dan tersedak.
Zat yang paling sering digunakan sebagai gas air mata adalah senyawa halogen organik sintetis. Senyawa tersebut bukan gas sejati dalam kondisi biasa, melainkan cairan atau padatan yang dapat terdispersi halus di udara melalui penggunaan semprotan, generator kabut, atau granat dan cangkang. Dua kandungan gas air mata yang paling umum digunakan adalah chloroacetophenone (CN) dan chlorobenzylidenemalononitrile (CS).
CN adalah komponen utama dari agen aerosol Mace yang banyak digunakan dalam pengendalian kerusuhan. Kandungan gas air mata CN utamanya akan mempengaruhi mata. Sementara CS merupakan iritasi yang lebih kuat, dapat menyebabkan sensasi terbakar di saluran pernapasan dan menutup mata secara tidak sengaja.
Efek CS lebih cepat hilang, yakni setelah lima hingga sepuluh menit menghirup udara segar. Jenis gas air mata lainnya seperti oleoresin capsicum (semprot merica), dibenzoxazepine (gas CR). Adapun senyawa lain yang digunakan dan disarankan sebagai gas air mata adalah bromoaseton, benzil bromida, etil bromoasetat, xilil bromida, dan bromobenzil sianida.
Efek gas air mata bersifat sementara dan reversibel dalam banyak kasus. Efek kontak dengan gas air mata bagi tubuh dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit. Rasa sakit terjadi karena bahan kimia dalam gas air mata mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit yang disebut TRPA1 dan TRPV1.
TRPA1 adalah reseptor rasa sakit yang sama dengan minyak dalam mustard, wasabi, dan lobak untuk memberi mereka rasa yang kuat. Namun, gas CS dan CR 10.000 kali lebih kuat daripada minyak yang ditemukan dalam sayuran tersebut. Setelah terpapar gas air mata, mata seseorang akan mengalami beberapa gejala seperti penutupan kelopak mata yang tidak disengaja, gatal, kebutaan sementara, pandangan yang kabur.
Menghirup gas air mata juga dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru paru. Orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala parah seperti gagal napas. Dalam kasus yang parah, paparan gas air mata konsentrasi tinggi atau paparan di ruang tertutup atau untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kematian.
Ketika gas air mata bersentuhan dengan kulit yang terbuka, dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Tidak ada obat penawar untuk gas air mata, sehingga pengobatan bergantung pada pengelolaan gejala individu. Menurut , segera menjauh dari sumber gas air mata setelah terpapar dan mencari udara segar.
Uap dari gas air mata mengendap di tanah, jadi sebaiknya mencari tempat yang tinggi jika memungkinkan. Lepaskan pakaian yang mungkin telah terkontaminasi gas air mata, lalu mandi dengan sabun dan air untuk menghilangkan uap dari kulit. Selain itu, bilas mata dengan air sampai benar benar menghilangkan gas air mata.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.